Tuesday, September 27, 2011

          Hari ini akan menjadi momen terindah bagi Metha. Karena tepat di hari ulang tahunnya, ia diterima bekerja disebuah kantor majalah. Posisi yang ditawarkan kepadanya pun menyenangkan, yaitu sebagai fotografer. Yuhui….! Bukan main senangnya hati Metha. Setelah ia melahap chicken noodle buatan paman Billy (seorang chef dirumah makan), lalu ia menuju terminal untuk segera berangkat ke kantor.
Setibanya di kantor, ia disambut hangat oleh karyawan disana. Metha pun menduduki kursi yang ditunjuk untuk dirinya. Khusus hari ini, ia tidak diberikan tugas apapun. Ia dipersilahkan untuk mengamati & mempelajari image yang tersave di folder. Saat sedang asyik  mengamati gambar” yang ada di folder, lewat seorang pria yang mencuri perhatiannya. Pria itu berpenampilan berbeda dari yang lainnya. Jika cowok dikantor tersebut pada umumnya mengenakan kemeja tartan berwarna putih, ia hanya mengenakan kaos berkerah. Jika mereka membawa koper, ia hanya menenteng ransel kecil yang kusam. Dan jika mereka menyisir rapi rambut mereka dan memberi sentuhan jelly agar tampak rapi, ia membiarkan rambutnya jatuh tanpa arah.
“ Lihat apa ? “ Tanya pria tersebut pada Metha.
“ Hah ? “ metha pun melongo hebat karena tidak menyangka kalau pria itu akan menyadarinya. Dan Metha pun baru sadar, benar saja pria tersebut merasa terganggu. Lha wong Metha merhatiin dia sampai doi duduk kok. Hihihi.. Metha kembali pada computer dihadapannya sambil menahan malu.
***
          Tepat pukul 12.00 siang, seluruh karyawan dipersilahkan break untuk makan siang dan bekerja kembali pada jam 2 siang. Metha pun menuju lobby untuk membuka bekal buatan paman Billy dan hendak melahapnya. Sebelumnya Metha menghirup wangi sushi yang beraroma udang terlebih dahulu, hmmft… lalu meraih 1 buah sushi dan baru saja akan memakannya, lewat pria itu dihadapanya. Metha pun membatalkan rencananya.
Ia kembalikan sushi ke dalam kotak bekalnya, lalu ia berdiri dari duduknya. “Hei…!!” panggilnya ramah. Pria itu berhenti dan menatapnya. Metha pun berdiri dihadapannya dan menyodorkan kotak bekalnya. Pria itu mengernyitkan dahi. “Cobain deh..!! ujar Metaha. Pria itu menatapnya lurus. “Cobain aja, buatan pamanku”, lanjut Metha masih tetap ramah. Sesaat pria itu memerhatikan sushi yang ada dihadapannya, tergulung rapi dengan aroma udang. Masa sih buatan pamannya ? batin pria itu. Lalu ia mendorong kotak bekal itu sedikit menjauh dari dadanya sambil menggeleng pelan. “Thanks, aku nggak lapar.” Ujarnya singkat dan menjauh dari Metha. “Ah, udah cape2 berdiri, nunggunya lama pula, ujung2nya thanks.” Gerutu Metha, pria itu sudah jauh dari lobby.

No comments:

Post a Comment